74 Karomah KH Muhammad Thahir Imam Lapeo, Tokoh Sufi Asal Tanah Mandar

- 19 Maret 2024, 05:02 WIB
KH. Muhammad Tahir (Imam Lapeo)
KH. Muhammad Tahir (Imam Lapeo) /Foto/ Istimewa/LINTASSULBAR

Ketika itu, sang gurunya mengetahui Imam Lapeo mengisap rokok. Sang Guru langsung mengambil rokok tersebut dari tangannya, dan rokok yang terbakar itu ditekankan ke telapak tangan muridnya. Dalam keadaan demikian, Imam Lapeo tidak merintih dan tidak merasakan kesakitan, malah hal itu dibiarkannya sampai semuanya selesai.

Selain itu, pengalaman pertama Imam Lapeo ketika baru saja berada di Mandar, sempat diuji penduduk setempat dengan permainan berbahaya. Waktu itu, Imam Lapeo sedang khutbah di atas mimbar pada hari Jumat, di tengah berkhutbah, muncul suatu gumpalan api yang sangat tajam cahayanya.

Gumpalan api yang pada mulanya laksana sebutir telur yang sinarnya sangat tajam itu, tiba-tiba menjadi besar dan bergerak dari depan dengan kencangnya menuju ke hadapan Imam Lapeo.

Api dengan sinarnya yang sangat tajam itu, sedikit lagi mengenai wajah Imam Lapeo, Imam Lapeo hanya bergerak dengan isyarat matanya. Akhirnya gumpalan api itu menyingkir dari hadapannya dan mengenai tembok di belakang mimbar. Tembok masjid tersebut hancur rata dengan tanah.

Karomah dan Kelebihan Imam Lapeo

Kisah lain adalah, Imam Lapeo menundukkan ular. Suatu ketika, Imam Lapeo diundang mengahadiri pesta walimah di Tapalang, Kabupaten Mamuju.

Ketika resepsi makan dimulai, tiba-tiba muncul ular-ular di piringnya yang ingin digunakannya untuk makan. Ular-ular tersebut, tiada lain dari orang tertentu yang konon kabarnya ingin mempermalukan Imam Lapeo di tengah pesta.

Imam Lapeo sebagai ulama sufi yang tawadhu, hanya menyaksikan ular-ular itu meliuk-liukkan badannya, sampai akhirnya jumlah ular bertambah banyak dan meloncat-loncat.

Walhasil, hanya mengancam ular-ular itu dengan memberi isyarat, maka seketika ular-ular tadi hilang dengan sendirinya.

Sejak di masa hidupnya, Imam Lapeo sering kali dikunjungi oleh orang-orang untuk meminta pertolongan. Selain itu, sepeninggalan beliau, hingga saat ini, kuburannya banyak didatangi orang.

Ada suatu kaedah dalam kewalian dan kesufian yang menyatakan, seorang waliyullah apabila nampak karomah (keluarbiasaan) pada waktu hidupnya pada dirinya. Maka akan nampak pula keramat pada waktu sesudah matinya.

Halaman:

Editor: Wahyuandi


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah