Sederat Fakta Tentang KH Muhammad Tahir Imam Lapeo, Ulama Sufi Termasyhur di Tanah Mandar Sulbar

- 7 April 2024, 04:27 WIB
KH. Muhammad Tahir (Imam Lapeo)
KH. Muhammad Tahir (Imam Lapeo) /Foto/ Istimewa/Wahyuandi

Baca Juga: Masjid Tua di Mamuju Tengah, Jejak Syiar Islam KH. Muhammad Tahir Imam Lapeo

Dari dua tempat ini, diketahui bahwa beliau telah mengamalkan tarekat Naqsabandiyah. Selain itu, Van Bruinessen (1992), juga telah menullis bahwa Imam Lapeo pernah menjadi mursyid Tarekat Naqsabandiyah di Mandar.

Sementara mengenai tarekat Khalwatiyah (Zuhriah, 2020: 103), yang juga diklaim sebagai salah satu tarekat yang dianut oleh sang Imam, Kadir menjelaskan bahwa KH. Muhammad Thair yang dikenal dengan Imam Lapeo, telah dipercaya sebagai salah seorang mursyid tarekat Khalwatiyah, walaupun keterangan ini tidak terlalu lenap.

Syukranah salah seorang cucu Imam Lapeo (Zuhriah, 2020: 102), juga memiliki pandangan tentang kakenya itu, yakni beliau menjelaskan bahwa Imam Lapeo memang telah menganut salah satu Tarekat, hanya saja beliau tidak menjadikan prioritas dalam beribadah.

Baca Juga: Pj. Gubernur Sulbar Zudan Arif Fakrulloh Ziarah ke Makam Imam Lapeo Usai Safari Ramadan di Polewali Mandar

Hal tersebut, senada dengan apa yang ungkapkan oleh Abu Bakar, ia menjelaskan bahwa Imam Lapeo sesungguhnya banyak melakukan perjalanan mencari ilmu, berdiam, tafakkur dan tenang, sehingga beliau dekat dengan Allah.

Selain Tarekat Naqsabandiyah dan Khalwatiyah (Zuhriah, 2020: 104), juga disebutkan oleh beberapa sumber bahwa, Tarekat yang di anut oleh sang Imam adalah tarekat Syaziliah dan tarekat Muhammadiyah.

Hal ini, dijelaskan langsung oleh Syarifuddin Muhsin sebagai salah seorang cucu Imam Lapeo, bahwa Imam Lapeo menganut tarekat Syaziliyah dan Muhammadiyah. Menurut beliau, pandangan ini diperkuat oleh bentuk amalan zikir dan wirid yang dilakukan oleh Imam Lapeo di Masjid Imam Lapeo yang bersumber dari zikir dan wirid tarekat Syaziliyah.

Hal lain yang memperkuat Imam Lapeo menganut tarekat Syaziliyah termaktub dalam karya Mukhlis Latif yang berjudul "Sakralitas Imam Lapeo" di dalammya dijelaskan, Imam Lapeo menganut tarekat Syaziliyah dengan argumentasi, Imam Lapeo tidak mengajarkan tarekat Syaziliyah secara tertulis, karena Imam Lapeo mengadopsi prinsip Abu Hasan al-Syazili sebagai pendiri tarekat Syaziliyah yang mengatakan "Ilmu itu di dalam hati tidak dalam bentuk tulisan", sehingga sang Imam hanya mengajarkan doa dan wirid. (Mukhlis Latif: 110).

Pandangan lain (Zuhriah, 2020: 102-103), menyebut Imam Lapeo tidak menganut tarekat dari salah satu tarekat yang telah disebutkan yakni Naqsabandiyah, Khalwatiyah, Syaziliyah dan Muhammadiyah.

Halaman:

Editor: Wahyuandi


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah