6 Rekomendasi Objek Wisata di Kabupaten Majene Sulawesi Barat

- 7 Mei 2023, 13:30 WIB
Wisata Air Terjun Salutakkaang, Kecamatan Malunda, Kabupaten Majene, Sulawesi Barat
Wisata Air Terjun Salutakkaang, Kecamatan Malunda, Kabupaten Majene, Sulawesi Barat /Foto/ Wahyu/LintasSulbar/


LintaSulbar, Majene - Kabupaten Majene, merupakan salah satu kabupaten yang berada di Sulawesi Barat (Sulbar). Ibu kota kabupaten ini terletak di Banggae, dengan luas wilayah 947,84 Kilometer persegi dan dihuni senbanyak 173.844 jiwa.


Kabupaten ini, merupakan salah satu dari enam kabupaten di Sulawesi Barat yang terletak di pesisir pantai barat Provinsi Sulbar, memanjang dari Selatan ke Utara. Kabupaten Majene terdiri dari delapan kecamatan, 20 kelurahan dan 62 desa.

Secara administratif, Kabupaten Majene berbatasan dengan wilayah Kabupaten Mamuju di sebelah Utara, Kabupaten Polewali Mandar dan Kabupaten Mamasa di sebelah Timur, Teluk Mandar di sebelah Selatan serta Selat Makassar di sebelah Barat.


Secara geografis Kabupaten Majene memiliki kontur wilayah seperti palung, sehingga kawasan ini memiliki bentang alam pegunungan dan lembah sekaligus. Pesona alam daerah ini lah yang menjadi daya tarik wisata Majene. Meski potensi wisata Majene belum dikenal secara luas oleh para wisatawan, pesonanya tetap layak menjadi salah satu rekomendasi destinasi berlibur.

Berikut Rekomendasi Destinasi Wisata di Kabupaten Majene

1. Pantai Dato

Pantai Dato pertama kali dibuka pada tahun 1998. Pantai ini berada di Dusun Pangale, Kelurahan Baurung, Kecamatan Banggae Timur. Daya tarik pantai ini adalah keberadaan pasir putih dan pemandangan batuan karang, di sepanjang garis pantainya, para wisatawan dapat menemukan kepiting, kerang, dan hewan laut kecil.

Dengan perairan lepas pantai yang cenderung tenang dan dangkal, ada banyak kegiatan yang dapat dilakukan di pantai ini mulai dari bermain pasir, berenang, memancing, dan menyelam. Di dalam air ada terumbu karang yang masih terjaga dengan baik.

Di kawasan wisata ini, para wisatawan juga dapat mencicipi kuliner khas Majene yaitu ikan terbang dan ikan seribu. Bahkan, jika wisatawan berkunjung ke Pantai Dato pada bulan Agustus hingga September, akan berkesempatan menyaksikan ajang Sandeq Race atau balapan perahu khas Mandar.

Baca Juga: Kalahkan Tuan Rumah Kamboja, Timnas Voli Indonesia Melaju ke Babak Semifinal

2. Makam Raja-raja Banggae

Makam Raja-raja Banggae berada di Jalan Ondongan, Kampung Pangali-ali, Kecamatan Banggae. Keberadaan area pemakaman ini bisa menjadi bukti eksistensi peradaban Suku Mandar, kompleks ini merupakan pemakaman bagi raja atau mara’dia dan anggota hadat Banggae.

Kemunculan hadat Banggae sendiri, diperkirakan pada masa pemerintahan Daenta Melanto (Mara’dia Banggae II), saat bergabungnya Totoli kedalam kerajaan Banggae. Secara keseluruhan, ada 471 makam di kompleks seluas 1,6 hektare tersebut dan ini menjadikannya sebagai kompleks makam adat terluas di Sulawesi Barat.

Keunikan dari kompleks adat ini, adalah pusaranya terbuat dari batu padas atau batu karang yang dipahat. Bentuk pusara juga lebih besar dan disusun dari batu pahat sedemikian rupa dengan sistem kuncian yang tidak mudah terlepas.

Pada pusara, juga terdapat berbagai motif ukiran seperti kaligrafi, geometri, swastika, hiasan antropomorfis dengan motif manusia dan binatang, dan motif bunga. Namun, di sana tidak ada prasasti atau petunjuk tulisan yang menjelaskan siapa yang dimakamkan beserta waktunya.

3. Buttu Pattumea



Buttu Pattumea, merupakan destinasi wisata yang memiliki perpaduan keindahan alam pegunungan dan sejarah. Objek wisata satu ini ada di Dusun Timbogading, Desa Betteng, Pamboang atau sekitar 22 kilometer dari pusat kota Majene.

Untuk akses ke Buttu Pattumea, dapat ditempuh melewati Jalan trans Sulawesi menuju Pasar Pamboang di Desa Tinambung sampai ke Desa Betteng. Sesampainya di Buttu Pattumea, para wisatawan akan disambut dengan pemandangan berupa gunung-gunung yang membentang luas dan menjulang tinggi.

Baca Juga: Infrastruktur Jalan Kian Memprihatinkan, Warga Dua Kecamatan di Mamasa Nyaris Terisolir

Dari ketinggian, panorama di sekitar pun sungguh mengagumkan, mulai dari birunya laut, pemukiman di sekitar Majene, hingga gemerlap lampu ketika malam tiba. Di Buttu Pattumea, juga telah disediakan fasilitas untuk para wisatawan seperti kolam renang, spot foto, aula, kafe, dan gazebo. Ada pula monumen bersejarah yaitu Benteng Ammana I Wewang setinggi 4,2 meter.

4. Pusat Kuliner Somba

Kawasan kuliner ini, merupakan surganya pecinta makanan. Para wisatawan dapat menempuh perjalanan sekitar 45 menit dari ibukota Kabupaten Majene, para wisatawan dapat menikmati bermacam-macam makanan khas Majene, seperti jepa dan ikan tuing-tuing atau sering disebut dengan ikan terbang.

Harga yang ditawarkan terbilang murah. Untuk menyantap satu porsi jepa lengkap dengan ikan bakar tuing-tuing, hanya dengan harga Rp20.000. Kuliner ini sangat khas dengan masakan mandar, hingga banyak diminati  orang-orang.

5. Museum Mandar

Museum Mandar berada di Jalan Raden Suradi Nomor. 17, Kecamatan Banggae. Museum ini memiliki 1.304 buah koleksi, mulai dari koleksi geologi, geografi, numismatik, heraldik, filologi, keramik, biologi, etnografi, arkeologi, sejarah, seni rupa, dan teknologi.

Memasuki museum, para wisatawan akan melihat nuansa seperti berada di rumah sakit. Memang gedung ini, awalnya berfungsi sebagai rumah sakit dan telah dibangun oleh Belanda beberapa dekade sebelum kemerdekaan.



Beberapa koleksi di museum ini, antara lain pakaian pengantin Mara’dia (Raja) dan bangsawan adat atau Topia yang secara keseluruhan disesuaikan dengan status sosial. Kemudian, ada pula koleksi alat musik tradisional Mandar, yaitu ganrang, sattung, kanjilo, dan permainan tradisional seperti gasing dan pakkaracangang.

Di museum ini juga, ada seekor ular sawah yang diawetkan dan panjangnya sekitar delapan meter. Pada sayap kiri bangunan, terdapat struktur kerajaan Pamboang, Sendana, Banggae, dan silsilah raja-raja Balanipa Mandar, dari raja pertama I Manyambungi sampai raja ke-53 I Puang Monda’.

Selain itu, ada ruangan tempat menyimpan replika tiga panji kebesaran, yaitu I Macan dari kerajaan Banggae, I Naga dari kerajaan Pamboang, dan Cakkuriri dari kerajaan Sendana.

Koleksi unik lain di Museum Mandar, adalah patung batu berbentuk kepala manusia, tiga cincin ukuran raksasa, sarkofagus, koleksi corak sarung Mandar, miniatur rumah adat, perkakas tradisional, alat tenun, perkakas pertanian dan nelayan, senjata tradisional, hingga perlengkapan upacara adat, dan perhiasan.

6. Air Terjun Salutakkaang

Air Terjun Salutakaang, beralamat di Dusun Salutakkaang, Desa Lombang Timur, Kecamatan Malunda, Kabupaten Majene, Sulawesi Barat (Sulbar).Wisata air terjun ini terdapat di pegunungan Kabupaten Majene.

Untuk sampai ke lokasi wisata ini pengunjung hanya membutuhkan waktu sekitar tiga jam dari Ibu kota Kabupaten Majene. Jaraknya sekitar 92 kilometer dari ibu kota Kabupaten Majene.

Air terjun Salutakkaang, merupakan sdalah satu objek wisata yang terletak di pegunungan kecamatn Malunda, lokasi ini banyak dikunjungi warga saat hari libur. Utamanya pada momen hari raya Idul Fitri dan Idul Adha. Objek wisata ini menjadi pilhan keluarga untuk berlibur melepas penat.



Namun, yang menjadi kendala adalah, akses jalan menuju wisat Air Terjun ini belum memadai, sekitar lima kilometer masih dalam kondisi rusak parah. Sementara, potensi wisata air tejun ini sangat menjanjikan, sebeb pemandangan yang dipancarkan sangat memanjakan mata pengunjung.

Inilah beberapa tempat wisata di Kabupaten Majene, Sulawesi Barat yang berhasil dirangkul Lintassulbar.com semoga dapat menjadi rekomenadsi bagi para wisatawan yang ada di Sulawesi Barat. Bagi yang penasaran, silahkan berkunjung ke Kabupaten Majene, Sulawesi Barat.***

Editor: Wahyuandi


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x