MUI Imbau Masayrakat Tetap Jaga Toleransi, Pertahankan Kearifan Lokal dan Budaya Mamasa

- 16 Maret 2024, 05:17 WIB
Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Mamasa, Sulawesi Barat (Sulbar) mengimbau kepada seluruh masyrakat agar tetap menjaga toleransi antar umat beragama dan menjaga kerifan lokal serta budaya Mamasa
Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Mamasa, Sulawesi Barat (Sulbar) mengimbau kepada seluruh masyrakat agar tetap menjaga toleransi antar umat beragama dan menjaga kerifan lokal serta budaya Mamasa /Foto/Istimewa /LINTASSULBAR

LINTASSULBAR.COM - Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Mamasa, Sulawesi Barat (Sulbar) mengimbau kepada seluruh masyrakat agar tetap menjaga toleransi antar umat beragama dan menjaga kerifan lokal serta budaya Mamasa. Hal tersebut disampaikan Ketua MUI Kabupaten Mamasa, Abdul Hafid saat dikonfirmasi via Whatsapp, Sabtu 16 Maret 2024.

Bulan ramadan ini, adalah momentum untuk melakukan proses peningkatan iman dan amal kebaikan. Sehingga, terkhusus kepada umat muslim yang mejalankan ibadah puasa agar tetap menjaga toleransi dan menjaga kenyamanan dalam bulan ramadan.

Baca Juga: BKPRMI Mamasa: Jaga Ketertiban di Bulan Ramadan Agar Khusyuk Beribadah, Toleransi Jangan Lupa

Abdul Hafid mengatakan, baru-baru ini di Kabupaten Mamasa telah berlangsung pesta demokrasi. Tentu dalam pelaksanaanya terdapat perbedaan pilihan juga pendapat antara satu dengan yang lain, tetapi diharapkan pasca Pemilu ini hal-hal yang sifatnya perbedaan tidak ada lagi, sebab masanya sudah berakhir.

Ia mengatakan, rekonsialiasi atau proses islah dari situasi selama masa pemilu mungkin terjadi benturan atau perbedaan pilihan politik, maka ramadhan hadir untuk kembali mengurai ketegangan sebagai dampak proses politik. Dengan begitu, diharapkan tidak ada lagi perbedaan dampak politik beberapa waktu lalu.

Baca Juga: Jelang Penetapan 1 Ramadan 2024, Begini Pesan Kepala Kemenag Mamasa

"Mari saling tingkatkan kepedulian kepada sesama lewat ibadah sosial, yang pahalanya berlipat ganda tanpa terpola hanya kepada kelompok tertentu tetapi kepada sesama umat," kata Abdul Hafid.

Ia menambahkan, di bulan ramasan ini, merupakan tempat bersilaturrahmi antara satu sama lain. Sehingga tidak ada lagi istilah politik kebencian, karena islam hadir untuk membawa rahmat termasuk kepada yang berbeda pilihan politik.

"Jadi mari rajuk persaudaraan, silaturahmi tidak ada lagi perbedaan yang ada hanya beribdah kepa sang pencipta," tandasnya.***

Editor: Wahyuandi


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x