Kasus Kematian Ternak Babi di Desa Boda-Boda, Tim Medik Veteriner Dinas TPHP Lakukan Investigasi

- 28 Januari 2024, 21:59 WIB
Tim Medik Veteriner atau Dokter Hewan Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Peternakan (TPHP) Sulawesi Barat (Sulbar) bersama UPTD Lab Keswan dan Kesmavet melakukan respon cepat adanya laporan kasus kematian ternak babi
Tim Medik Veteriner atau Dokter Hewan Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Peternakan (TPHP) Sulawesi Barat (Sulbar) bersama UPTD Lab Keswan dan Kesmavet melakukan respon cepat adanya laporan kasus kematian ternak babi /Foto/Humas Pemprov Sulbar /LINTASSULBAR

LINTASSULBAR.COM - Tim Medik Veteriner atau Dokter Hewan Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Peternakan (TPHP) Sulawesi Barat (Sulbar) bersama UPTD Lab Keswan dan Kesmavet melakukan respon cepat adanya laporan kasus kematian ternak babi milik masyarakat di Desa Boda-Boda, Kecamatan Papalang, Kabupaten Mamuju, Jumat 26 Januari 2024.

Berdasarkan laporan dari masyarakat, sudah satu minggu terkakhir terjadi kematian kasus berturut-turut dan sampai saat investigasi, setidaknya lima ekor babi telah mati dengan tanda babi tidak mau makan, lemas, hipersalivasi (banyak mengeluarkan air liur), gemetar, mata merah bahkan diare.

Baca Juga: Respon Cepat UPTD Lab Keswan dan Kesmavet Dinas TPHP Sulbar Tangani Penularan Penyakit Ternak

Kepala Dinas TPHP Sulbar, Syamsul Ma’rif mengatakan, adanya laporan itu timnya segera merespon dengan tujuan untuk mengidentifikasi penyebab kematian dan faktor resiko yang berpengaruh pada penyebaran penyakit, mencegah penyebaran penyakit ke hewan ternak lainnya dan memberikan informasi kepada peternak langkah-langkah pencegahan dan penanggulangan awal.

Sementara itu, Kepala UPTD Lab Keswan dan Kesmavet Dinas TPHP Sulbar, Sahida mengatakan, lewat respon cepat itu diharapkan dapat mengidentifikasi penyebab kematian dan perencanaan tindakan penanggulangan.

"Identifikasi ancaman yang dapat terjadi baik bagi hewan manusia maupun bagi masyarakat. Hal ini juga untuk mendukung kesejahteraan hewan, dengan cara perbaikan kondisi peternakan dan manajemen peternakan untuk meningkatkan kesejahteraan hewan secara menyeluruh," kata Sahida.

Dari hasil investigasi tersebut, drh. John melalui keterangannya mengatakan, untuk sementara kasus yang menyerang babi di Desa Boda-Boda tersebut diduga ASF (African Swine Fever). Namun, untuk memastikannya dirinya bersama tim telah melakukan pengambilan sampel darah dan organ untuk dikirim ke Balai Besar Veteriner Maros untuk peneguhan diagnosa.

Selain investigasi, tim dokter hewan juga melakukan pengobatan terhadap ternak sakit berupa pemberian antibiotik dan vitamin serta memberikan desinfektan kepada masyarakat, untuk dilakukan penyemprotan di setiap kandang ternak.

Selain itu, juga menghimbau masyarakat untuk mengubur ternak yang mati dan tidak melakukan pembuangan bangkai ternak ke sungai, apalagi melakukan pemotongan untuk dibagi-bagi.***

Editor: Wahyuandi


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah