Turun Gunung, Pj. Bupati Mamasa DR. Zain Mengisi Ceramah Tarwih di Mesjid Syuhada Polman

- 18 Maret 2024, 03:35 WIB
Pj. Bupati Mamasa, DR. Muhammad Zain mengisih ceramah tarwih di Masjid Agung Nurul Syuhada, Kabupaten Polewali Mandar
Pj. Bupati Mamasa, DR. Muhammad Zain mengisih ceramah tarwih di Masjid Agung Nurul Syuhada, Kabupaten Polewali Mandar /Foto/ Alan/Wahyuandi

LINTASSULBAR.COM - Pj. Bupati Mamasa, DR. Muhammad Zain mengisih ceramah tarwih di Masjid Agung Nurul Syuhada, Kabupaten Polewali Mandar (Polman), Sulawesi Barat (Sulbar), Sabtu 16 Maret 2024.

Dalam cermahnya, DR. Zain menyampaikan, dari Maroko sampai Merauke seluruh tanah yang didiami Umat Islam, pasti Allah memuliakan dan sudah memberikan rezekinya masing-masing. Lalu mengapa mayoritas negara Muslim terbelakang dan tidak berdaya. Apa yg salah?

Baca Juga: Pj. Gubernur Sulbar Zudan Arif Fakrulloh: Saya Bangga Dengan Kuatnya Toleransi Antar Umat Beragama di Mamasa

"Pada masa Renaisans Islam. Umat Muslim Menguasai Ilmu, sains sampai menguasai sepertiga dunia. Bahkan disebut the bridge of Civilization in the World (jembatan peradaban dunia)," ucap Zain.

Menurutnya, hari ini sulit ditemukan Negara superpower dari latarbelakang Islam. Begitu Banyak hadiah Nobel diterima orang barat, bukan orang Islam. Terakhir dikenal pemenang Nobel Fisikawan pertama di dunia Abdussalam, Nobel Perdamaian Yasser Arafat dan Dr Naguib Mahfoudz, sastrawan Kairo Mesir penerima nobel Bidang Sastra.

"Saat ini pemenang Nobel percaturan keilmuan dunia umat muslim sudah tidak kita temuka," tutur Zain.

Lalu apa yg salah pada diri Islam? Apa yang keliru di dunia Islam? Mari mulai dari kata Snouck Hurgronje, "Dunia politik itu Najis, siapa yang memasuki itu berarti dia seperti anjing"

Dari statement ini, mengarahkan Ulama hanya untuk mengurus masjid, hanya menulis kitab dan berdakwah. Sehingga dunia politik tidak akan pernah diisi oleh orang-orang yang jujur, adil, berintegritas dan Amanah, jauh dari spirit keislaman.

Disampaikan pula, kurikulum pendidikan nasional harus dikoreksi dan dibenahi. Sejatinya tidak mengenal dikotomi ilmu, antara ilmu agama ( al-'ulum al-diniyah) dan Ilmu umum (al-'Ulum al dunyawiyah). Ilmu itu terintegrasi, tidak dikotomis.

Halaman:

Editor: Wahyuandi


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x